Sekolah Budya Wacana

Tentang Sekolah Budya Wacana

Sekolah Budya Wacana mencetak siswa Berkarakter Unggul, Pemenang di Era 4.0

Sejarah Sekolah Budya Wacana

Sekolah Budya Wacana bermula dari Sekolah Kristen Tionghoa (Christelyke Maleis Chinese School, disingkat MCS) yang dirintis oleh Pendeta Go Tiang Lioe. Sekolah ini sudah ada pada tahun 1928, saat cikal bakal GKI Ngupasan yang berkedudukan di kota Yogyakarta. Pada zaman kemerdekaan MCS berubah nama menjadi Sekolah Rakyat (SR) Kristen Ngupasan, disamping itu berkembang pula Sekolah Rakyat (SR) Nasional Pontjowinatan.  

Pada tanggal 6 April 1959 Sekolah Rakyat Kristen Ngupasan dan Sekolah Rakyat Nasional Pontjowinatan oleh Badan Pengurus Pendidikan dan Pengajaran Nasional disatukan di bawah sebuah badan hukum yang bernama Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Nasional (YPPN), yang tercatat dalam akta notaris  Tan A Sioe nomor 8 pada tanggal 6 April 1959. Dengan berkat Tuhan sekolah di bawah naungan YPPN terus mengalami perkembangan dan kemajuan di bawah pelayanan Pendeta Iskak Gunawan. Nama Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Nasional (YPPN) berubah menjadi Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Nasional (YPPN) Budya Wacana. Dasar pergantian nama ini tercatat dalam akta notaris R.M. Soerjanto Partaningrat, S.H. nomor 11 tanggal 17 Oktober 1970. 

Dalam perkembangannya GKI Ngupasan bertumbuh dan akhirnya berbuah, dengan pendewasaan bakal jemaat yang pertama, yaitu GKI Wongsodirjan pada tanggal 31 Oktober 1991. Selanjutnya buah yang kedua adalah pendewasaan GKI Gondomanan pada tanggal 22 November 1996, dan buah yang ketiga GKI Gejayan pada tanggal 3 Maret 2000. Selanjutnya, pengelolaan YPPN Budya Wacana diserahkan kepada GKI se-Yogyakarta melalui akta notaris M.F. Jenny Setiawati Yosgiarso, S.H. nomor 50 tanggal 26 November 2001. Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, YPPN Budya Wacana menyelenggarakan satuan pendidikan mulai Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Arti Logo Sekolah Budya Wacana

Piala Emas
Melambangkan Hadiah yang patut diberikan kepada para Pemenang atau Juara. Lambang ini menyiratkan bahwa sekolah Budya Wacana menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap mental siswa.
Bola Dunia
Melambangkan Sekolah Budya Wacana membekali siswa dan siswi dengan kemampuan atau penguasaan Information and Communication Technologies (ICT) dan bahasa pergaulan dunia guna menghadapi tantangan globalisasi.
Burung Merpati
Melambangkan Roh Kudus yang merupakan sumber kekuatan bagi setiap insan Budya Wacana.
Berkas Cahaya
Melambangkan kuasa dan berkat Tuhan yang terus memancar. Setiap insan Budya Wacana diingatkan bahwa kekuatan "menjadi seorang pemenang" berasal dari Tuhan, maka harus menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan.
Previous slide
Next slide

Menjadi insan Budya Wacana untuk memenuhi panggilanNya sebagai pemenang yang beriman, berpengetahuan, berkarakter, dan berwawasan kebangsaan.

Menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan berbasis pada proses pertumbuhan iman, karakter, dan berwawasan kebangsaan, serta perkembangan teknologi informasi.

Scroll to Top